::Mujahidah Sumayyah::
Miss Owner!




Entries About Linkies Stuff

Hi, I'm Amira Zinnirah. Mira for short. 16 years old.If you like my blog just follow me.*strive for SPM next year.


Taggie Board!



Credits!

Template: Nurul AtiQah
Edited By: Amira Zinnirah
Others:   


Kisah Seorang Nenek





Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Beliau menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, nenek pergi ke masjid Agung di kota itu. Beliau berwudhu, masuk masjid, dan melakukan solat Zuhur. Setelah membaca wirid sekadarnya, beliau keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid.

Nenek tersebut mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun beliau tinggalkan.

Tentu saja agak lama beliau membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.
Banyak pengunjung masjid jatuh hiba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.

Pada hari itu, beliau datang dan langsung masuk masjid. Usai solat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, beliau terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ.

Nenek itu kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya.

Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya.

"Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu, 

"Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya."

Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa.

Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa beliau begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu akan menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: 

1.  Hanya Kiai yang mendengarkan rahsianya
2.  Rahsia itu tidak boleh disebarkan ketika beliau masih hidup.

Sekarang nenek itu sudah meninggal dunia, dan anda dapat mendengarkan rahsia itu.

"Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya.

"Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Nabi Muhammad SAW. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu selawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya." 

Terima Kasih